Propaganda politik oleh American Soybean
Association dan Center For Science in The Public Interest telah
menggabungkan propaganda ilimiah dalam satu kampanye untuk menggantikan
minyak tropis dengan minyak kedelai tak jenuh jamak hasil
petani Amerika yang merupakan pasar satu milyar setahun di Amerika Serikat.
Selama tahun 1960-1970an riset menunjukkan bahwa beberapa bentuk lemak jenuh meningkatkan kolesterol darah.
Karena peningkatan kolesterol dikenal sebagai faktor beresiko berpenyakit jantung akibatnya lemak jenuh dianggap sebagai komponen makanan yang tidak diinginkan dan disarankan untuk mengurangi konsumsi.
Opini umum mengatakan bahwa semakin sedikit makan lemak jenuh semakin baik kesehatan.
Akibatnya perusahaan pemroses makanan, restoran dan hotel-hotel mengganti minyak kelapa dengan minyak tak jenuh jamak.
Kampanye ini telah memberikan pengertian bahwa lemak jenuh umumnya "beracun".
Pemikiran negatif mengenai minyak kelapa muncul karena dianggap bahwa
lemak jenuh mempunyai peranan terhadap penyakit jantung dan beresiko
terhadap kesehatan.
Selama ini masyarakat dan kalangan
ilmiah telah gagal untuk memberikan gambaran dalam fakta bahwa ada
kelompok lemak jenuh yang mempunyai manfaat kesehatan positif.
Banyak
informasi yang meghubungkan minyak kelapa dengan peningkatan angka
penyakit jantung sifatnya hanya insidential saja dan lemah dalam bentuk
data.
Peneliti
yang menunjukkan bahwa minyak kelapa dieter menungkatkan kolesterol dan
menimbulkan resiko sakit jantung dilakukan secara kurang baik karena
lemak esensial tidak dimasukkan dalam dietnya.
Penduduk
yang menggunakan banyak kelapa selalu memasukkan minyak lain dari
sayuran dan ikan untuk mendapatkan diet yang lebih seimbang.
Hasil inilah dijadikan sebagai propaganda ilmiah
Pengantar Prof. Jon J. Karbara
Guru Besar Biokimia & Farmakologi Michigan State University - Peneliti Lipid (Lemak)
Faktanya, studi tentang masyarakat yang hidup pada iklim tropis dan yang selalu mengkonsumsi minyak kelapa tinggi menunjukkan bahwa mereka menjadi lebih sehat dan sangat kecil yang menderita sakit jantung, kanker, keluhan pencernaan dan gangguan prostat.
Di Amerika Utara dan Eropa buku-buku masakan yang populer dari akhir abad 19 selalu memasukkan minyak kelaoa dalam resep-resepnya sehingga penyakit jantung dan kanker hampir tidak pernah terdengar pada waktu itu.
Hal ini menunjukkan bahwa lemak jenuh dalam minyak kelapa bukan racun seperti yang telah terpikirkan masyarakat sementara ini.
Tidak hanya minyak kelapa tidak beracun, tetapi di dalamnya mengandung lemak yang disebut monolaurin.
Ada kelompok lemak jenuh yang mempunyai manfaat kesehatan positif
Lemak jenuh yang unik ditemukan dalam ASI dan minyak kelapa dikenal sebagai asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acid)
Monolaurin adalah lemak rantai sedang pertama ditemukan dalam laboratorium yang merupakan satu yang sangat khusus dan menarik di alam ini.
Secara alami lemak ini tersedia dari air susu ibu dan minyak kelapa dan secara komersial tersedia sebagai lauricidin monolaurin atau lauricidin.
Sedang dites dalam uji klinis sebagai obat untuk herpes genital, hepatitis C dan HIV. Hasil awal menunjukkan sangat bagus dan menunjukkan kemungkinan untuk dijadikan sebagai senjata baru dalam pengobatan alternatif.
0 komentar:
Posting Komentar